Selasa, 18 September 2012

WRP, Enak Juga Kok

Ini hari ke-9 saya diet. Sudah lewat 1 minggu, kawan. Minggu pagi kamaren saya naik ke timbangan. Hasilnya, lumayan memuaskan, jarumnya menunjuk ke 70kg. Berarti saya sudah turun 2kg. Tidak, tidak, jangan bayangkan dulu kalau saya sudah seramping Jennifer Lopez. Saya tidak mau tertipu dengan penurunan halusinasi itu. Saya yakin, nanti di akhir minggu ke-2 berat saya sepertinya tidak akan bergeming dari 70kg itu. 2kg yang turun di awal-awal diet itu seperti cuma membuang cairan saja. Berdasarkan diet-diet yang pernah saya lakukan sebelumnya, penurunan juga terjadi cukup besar di awal-awal diet dan semakin berkurang di waktu berikutnya. Kawan, tidak mungkinlah lemak yang saya tumpuk berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun itu luntur sebanyak 2kg cuma dalam waktu seminggu. Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya tetap di target penurunan 0,5-1kg per bulan.
Menu saya hari ini: orak-arik kol + putih telur 4, WRP Diet to Go, Chicken Steak, Susu Kacang, orak-arik kol + putih telur 3. Yang penting, saya masih semangat untuk berdiet. Masalah olahraga, sama seperti hari selasa minggu lalu. Tadi saya latihan back dan biceps. Cuma hari ini saya memang lagi sedih, kawan. Si kunyu, yang juga ikut-ikutan olahraga sejak saya mulai program diet, tadi mendadak berkunang-kunang dan berkeringat dingin setelah olahraga. Nah loo.... Ketika saya cek, denyut nadinya masih kenceng, kembali normalnya lama. Ini yang jadi catatan, kawan. Si kunyu itu, selalu bandel kalau saya bilang antar set itu harus rest paling tidak 1 menit ketika latihan beban. Biasanya dia malah nyambung aja, jadi deh berkunang-kunang. Dokternya tadi juga bilang begitu. Satu lagi catatannya, jangan lupa atur nafas ketika latihan, biar tidak kurang oksigen, tidak pingsan. Pointnya sih begitu kawan, saya sedang tidak bisa menjelaskan dengan baik. Speechless... kalau si kunyu lagi tidak fit, kasian...:(
Karena ada problem waktu olahraga pagi tadi, sekalian saja kunyu saya seret ke RS buat check up rutin. Jadi hari ini saya harus menemani kunyu ke RS. Antri lumayan lama dan harus nunggu hasil lab juga, jadi makanan menjelang siang saya gantikan dengan.....
WRP Diet to Go
WRP Diet to Go itu lumayan memudahkan saya untuk mengganti makanan. Rasa coklatnya juga enak. Tapi sampai sekarang saya hanya pernah menemukan yang rasa coklat saja. Entah memang cuma ada rasa coklat, atau saya saja yang belum ketemu rasa lainnya. Kandungan kalori WRP Diet to Go 200 kalori, 1 paketnya ada 2 kotak dengan harga Rp.14.000. Tapi untuk harga sepertinya tergantung lokasi juga, dulu saya pernah beli seharga Rp.10.000 di klub.Kalau menurut saya, rasanya juga tidak jauh berbeda dengan susu-susu fullcream lainnya yang dalam kemasan seperti itu. Tapi, untuk diet kali ini saya tidak berniat untuk menggunakan WRP secara rutin, jadi cuma pengganti saja, daripada saya terpaksa jajan makanan yang tidak bisa saya takar kandungan kalorinya. Ya, ya, saya memang mau cari amannya saja. Yang penting makanan masih dalam kategori sehat. Jadi susu diet itu enak kok, mari menyusu, kawan! (WRP lhoo ya...)


Selasa, 11 September 2012

Teh Hijau, Bikin Kuruskah?

Jangan bayangkan dulu nikmatnya teh hijau yang manis dan segar dalam kemasan itu. Bukan yang itu kawan, tapi teh hijau seduh. Ada yang suka? Dulu saya tidak suka karena rasanya yang lebih pahit dibandingkan teh hitam. Sejujurnya, kalau masalah rasa dan aroma, sampai sekarang juga saya tidak suka. Tapi khasiatnya itu yang saya suka. Kalau soal rasa dan aroma, saya lebih suka teh hitam. Dasarnya sih saya memang suka nge-teh.
Meskipun ndak suka, tapi saya sudah lama hidup berdampingan dengan teh hijau, macam orang kawin paksa. Sejak periode diet-diet saya sebelumnya, saya memang rutin mengkonsumsi teh hijau tanpa gula. Waktu periode diet kedua, saya malah jadi pecandu teh hijau. Dengan diet gila saya itu, saya minum teh hijau bisa segalon sehari. Hasilnya? Sudah pasti mabok teh hijau...><
Dulu, tujuan saya mengkonsumsi teh hijau adalah untuk menguruskan badan. Jadi saya anggap teh hijau menjadi semacam obat pelangsing. Dari yang saya rasakan, teh hijau memang agak mengurangi nafsu makan. Entah karena perut saya kenyang udah nelen itu teh pahit.

Sekarang, saya masih rutin mengkonsumsi teh hijau. Saya sudah tidak terlalu mengharapkan efek kurusnya lagi, cuma kalau kemampuannya mengurangi kalori dari makanan yang sudah saya makan ya saya senang sekali. Benar kawan, catechins dalam teh hijau bisa merangsang tubuh untuk membakar kalori dan meningkatkan kehilangan lemak di perut. Selain itu, teh hijau juga meningkatkan metabolisme tubuh. Antioksidan dalam 1 cangkir teh hijau juga setara dengan 8 buah apel.
Produk teh hijau seduh yang saya suka adalah teh hijau Kepala Jenggot, mantep pahitnya. Harganya Rp.9rb untuk kemasan isi 25 teabag. Teh hijau ini saya minum kapan saja, yang pasti setelah makan. Kadang 2 kali sehari, kadang 3 kali. Kadang pake sweetener, kadang juga tidak. Kadang pagi, kadang siang. Kadang sampe ngeces njrejes, kadang juga tidak. Untuk urusan ngeces, saking pahitnya kadang bibir saya tidak mau berkoordinasi dengan baik ketika lidah mulai merasakan pahitnya...#tepok jidat pake palu. Manfaat yang saya rasakan dengan mengkonsumsi teh hijau? Yang secara langsung ya mengurangi nafsu makan, terus sepertinya cepet mengurangi rasa kenyang (begah) setelah makan. Kawan, saya bukannya ngiklan, cuma saya memang merasa badan saya lebih seger kalau rutin mengkonsumsi teh hijau yang rasanya naudzubilah ini. Jadi produk ini recommended-lah, asal bisa tabah dan sabar menghadapi kepahitannya.
Tentang diet saya? Hari ini, dengan sedikit penyesalan saya akan mengaku dosa #1 saya. Makanan saya kurang bersih hari ini. Pagi tadi saya makan omelet telur udang (3 putih telur, 1 kuning telur)+teh dan sweetener. Menjelang siang dan menjelang sore makan fitbar. Yang jadi masalah adalah: makan siang tadi saya terpaksa jajan karena harus keluar rumah tanpa planning. Jadilah saya makan siomay, menu yang paling bisa saya terima untuk diet saya. Tidak kawan, tidak banyak juga. Saya cuma pilih 1 ptg tahu, 2 ptg siomay, 2 ptg kubis, 2 ptg pare, tidak pake digoreng, sausnya juga saya pisah, jadi cuma dicolak colek aja. Telur dan kentang? No...No... Malam saya makan tempe (rebus) dan ikan tenggiri (stir fry). Menu olahraga saya hari ini:
Untuk workout, ini adalah hari back & biceps. Oiya, list di atas saya sesuaikan saja sama alat yang saya punya. Yang penting otot sasaran saya kena. Olahraga saya sukses lagi hari ini. Dietnya? Hmm...ya tidak terlalu tercela, semoga diampuni.... Yang penting, saya masih semangat. Ayo kawan, angkat gelas teh hijaunya. Mari bersulang! Cheers...!!!

Senin, 10 September 2012

Olahraga? Harus!

Judulnya saja sudah menyebalkan! Haha...Iya, saya tahu, tapi tenang kawan, saya juga sependapat. Tapi, mau tidak mau saya harus akui kalau olahraga itu penting. Untuk saya sendiri, saya merasa amat sangat bugar kalau rutin olahraga. Tidak, tidak, jangan pikir yang sulit. Seperti yang saya bilang kemaren kawan, saya mau melakukan yang saya sanggup dulu, yang penting saya bersedia memulainya. Saya paham betapa sulitnya memulai olahraga, hari ini saja saya menendang pantat saya sendiri agar berdiri dan berolahraga....*gosok-gosok pantat sendiri
Sesuai program Livefit-nya Jamie Eason yang saya adopsi, maka olahraga pilihan saya adalah latihan beban (belum beban berat, masih beban ringan). Sebenarnya, latihan beban juga bukan hal baru bagi saya kawan. Saya sudah beberapa kali keluar masuk jadi member di klub fitness. Saya juga pernah ikut pilates. Tapi beginilah pola olahraga saya biasanya setelah setan-setan di kepala mengganggu saya; minggu pertama: rajin+menggebu-gebu, minggu kedua: rajin+masih menggebu, minggu ketiga: rajin+sedikit menggebu, minggu keempat: masih rajin+menggebu pergi entah kemana, minggu kelima: masih rajin+sudah tak ada jejak menggebu, minggu keenam: masih rajin, minggu ketujuh: masih rajin+butuh sedikit paksaan, minggu kedelapan: sedikit malas+butuh paksaan, minggu kesembilan: malas+perlu diseret ke klub, minggu kesepuluh: saya lupa jalan ke klub fitness. #pasang muka bego. Biasanya, untuk mengakhiri rutinitas olahraga, saya pake berjuta-juta alasan. Kerjaan saya menumpuklah, males jalannya karena rame lah, dan lain sebagainya, dan lain sebagainya. Ya, ya, saya memang menyebalkan..:(
Dengan segala pertimbangan itulah akhirnya saya putuskan untuk periode diet kali ini, saya olahraga dirumah saja. Modalnya adalah, taraaa....
Benar sekali kawan, saya cuma perlu matras dan dumbel untuk workout tadi pagi. Ndak berat-berat, dumbelnya masing-masing 3kg saja. Modalnya juga ndak mahal-mahal amat, dumbell kettler 2X3kg seharga Rp.100rb ditambah rebook yoga mat seharga Rp. 279rb. Jadilah total modal olahraga saya Rp. 379rb. Mendingan kan daripada join di klub yang kemudian bakal saya lupakan kalo lagi males keluar rumah. Karena hari ini adalah hari latihan chest dan triceps, maka jadwal latihan saya adalah:
Dan, horeee...semua saya lakukan. Membuat hati saya puas. Setidaknya tendangan pantat sendiri ala saya berhasil membuat saya bangun berolahraga. Soal latihan beban, hmmm... pasti kawan saya yang perempuan pada takut badannya gede berotot kan? Tenang saja girls, tubuh kita tidak didesain untuk dengan mudahnya berotot gede disana sini. Latihan beban tidak akan dengan mudahnya membuat kita menjadi hulk. Hormon testosteron kita yang cuma seujung kuku tidak akan membuat kita mudah berotot besar. Percaya deh, saya sudah coba beberapa periode latihan beban sebelum ini juga sudah tau susahnya menumbuhkan otot buat kita-kita yang perempuan. Selagi kita ndak pake-pake anabolic steroid, kita perempuan ndak bakalan 'membesar' karena latihan beban. Alih-alih takut, saya malah pingin punya badan keker berotot, badan fit dengan otot disana sini itu seksi menurut saya....#siap-siap nantangin kunyu panco
Soal latihan beban dan otot yang ditumbuhkannya, dalam diet kali ini saya pikir saya harus hilangkan lemak, tumbuhkan otot. Metabolisme saya yang buruk saya kira masih berasal dari kehilangan otot-otot dalam periode diet saya sebelumnya. Saya sadar sekarang. Saya tidak mau lagi kurus tinggal tulang, sakit-sakitan, dan kelihatan tua. Saya mau berbadan fit, ideal, dan sehat.
Soal diet hari ini, saya tidak merasa berat sama sekali. Padahal ada godaan didepan mata. Mertua saya datang bawa ayam goreng sebakul. Hmmm... baunya sedap sekali. Saya biarkan kunyu melahapnya dengan sukses. Saya memang makan lima kali hari ini. Tapi aman, saya masih kontrol agar yang masuk mulut saya tetap makanan sehat...Menu saya hari ini; pagi: omelet telur&udang (putih telurnya 2 kuningnya 1)+teh dengan pemanis tropicana classic, menjelang siang:  soyjoy strawberry, siang: tahu+tempe+dada ayam (direbus saja), sore: fitbar, malam: tahu+tempe+dada ayam (direbus lagi)+ teh dengan pemanis tropicana classic.
Jadi kesimpulannya, hari ini diet saya sesuai planning, kawan...Dan saya masih cinta olahraga. Horee...Mari berolahraga kawan...!






Minggu, 09 September 2012

Mari Berdiet, Kawan!

Diet! Saya harus berdiet. Itu yang terlintas dalam pikiran saya waktu melihat testimoni dari seorang perempuan seumur saya di facebook page-nya fitness model Jamie Eason. Sebelumnya, saya juga sudah banyak melihat testimoni serupa. Tapi entah kenapa, hanya 1 testimoni itu saja yang bisa membujuk saya untuk melihat kembali lemak-lemak di tubuh saya. Marayu saya untuk mengeliminasi beberapa kg lemak dari tubuh saya. Mungkin karena testimoninya lebih jujur, dengan penjelasan cara dan rentang waktu yang juga tidak mengada-ada.
Jadilah hari ini saya memutuskan untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu berdiet. Sebenarnya, diet bukan hal baru bagi saya. Dengan kembalinya saya berdiet kali ini, berarti saya sudah 3 kali berdiet untuk memperbaiki tubuh (bentuk dan ukuran). Bukannya tidak sukses, semua diet yang saya lakukan sebenarnya sukses membuat saya 'kurus' dalam waktu lamaaa. Tapi patut saya akui kawan, saya masih manusia yang gampang tergoda. Tergoda dengan makanan-makanan tak sehat yang seksi itu, tergoda untuk tidur setelah makan, tergoda menambah porsi makanan, tergoda untuk berhenti olahraga. Haaah, hidup ini memang penuh godaan...#pura-pura pingsan. Selain beratnya godaan yang tak mampu saya hindari, metabolisme tubuh saya juga sangat mendukung untuk menyulap bahkan air putih pun menjadi lemak. #lebay!
Pertama kali berdiet (memperbaiki tubuh) saya lakukan ketika masih berusia 13an tahun. Target sayawaktu itu adalah: kurus. Waktu itu saya memang obesitas. Usia 13 tahun, berat badan saya mencapai 90kg dengan tinggi kira-kira 165cm. Saya lupa pastinya, tapi setelah berdiet beberapa waktu, berat saya menjadi 55kg #tepuk tangan sendiri. Diet yang saya lakukan waktu itu lumayan sehat, dibantu WRP pagi dan malam. Siang makan nasi seperti biasa (bohong deng, biasanya kan 3 piring). Setelah diet pertama ini saya sukses mempertahankan tubuh ideal saya sampe usia 18an tahun. Laluuu, gejolak hidup saya terjadi dan saya gemuk lagi...:(
Diet kedua adalah ketika saya berusia 21 tahun. Target yang saya tetapkan juga: kurus. Saat itu saya juga mulai obesitas. Jarum timbangan menunjukkan angka 80kg ketika saya menginjaknya, dengan tinggi badan saya yang 173cm. Ya, ya, benar kawan, untungnya saya tinggi dan bahu berbidang. Jadi, dengan berat dan tinggi segitu saya tidak kelihatan terlalu gemuk, cuma besar (apa bedanya?)#tepok jidat. Diet kedua ini sukses mengantarkan saya ke badan yang kurus, sekali lagi saya ulangi kawan, kurus. Berat saya menjadi 50kg. Ini saya lakukan dengan diet yang sangat tidak manusiawi. Sangat tidak sehat dan amat sangat tidak saya rekomendasikan untuk siapapun. Berbahaya! Sehari-hari saya tidak makan, saya hanya mau minum. Jadi, saya tidak mau memasukkan apapun ke mulut saya kecuali liquid. Pernah saya makan yang kemudian saya anggap dosa sehingga saya (maaf) muntahkannya kembali. Benar kawan, saya anoreksia. Berbulan-bulan seperti itu. Meskipun timbangan sudah menunjukkan 50kg yang berarti sudah sangat kurus sekali dengan tinggi dan bidang bahu saya, pikiran saya membajak dan memanipulasi sehingga bagi saya cermin masih menunjukkan lemak-lemak mencibir dari setiap sudut tubuh saya, entah dari mana. Lebih dari gawat kawan, saya hampir jadi Isabelle Caro, model cantik yang meninggal akibat anoreksia. Saya akui, memang sepertinya gila. Semua teman dan keluarga saya bilang saya kelihatan tua. Saya merasa gemuk padahal saya sudah sangat kurus. #geleng-geleng kepala. Untungnya saya tidak sampai sakit waktu itu. Saya perlahan sembuh (dari anoreksia), dan berhasil menstabilkan berat saya di 58-60kg. Hei, itu cukup bagi saya kawan, ingat kan saya perempuan tinggi berbahu lebar.
Naah, kehancuran ketiga bagi keseimbangan tubuh sekseh saya adalah ketika saya dinikahi oleh si 'kunyu' (tidak ada hubungannya sama sekali dengan istilah unyu2 anak muda jaman sekarang), panggilan sayang sama suami yang juga tukang makan dan punya anak laki-laki yang juga ampyuun doyan makan. By the way, kalo lagi sebel panggilan si kunyu tinggal diperpanjang jadi kunyu kupret....:P
Si kunyu yang rajin ngajak saya berburu kuliner membuat angka timbangan saya sukses menunjuk 72kg dengan BMI 24,1. Karena itu, saya harus memulai pertobatan saya dari sekarang juga kawan. Kali ini, saya tidak menargetkan diri saya menjadi kurus saja, tapi menjadi sehat dan ideal. Saya mau jarum timbangan saya kembali ke angka 57-58kg dengan BMI 18.5–24.9, dengan tubuh yang fit dan bugar. Kita lihat saja nanti berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk mencapainya. Yang pasti, saya tidak tergesa-gesa. Saya hanya butuh penurunan 0,5-1kg sebulan (berdasarkan standar diet sehat). Kedengarannya bukan main, kawan. Semoga saja setan-setan pecinta makan dalam kepala saya tidak berontak sebelum target saya tercapai. Nanti saya ceritakan lagi.
Masalah metode diet, kali ini saya mau yang sehat-sehat saja. Acuan diet dan olahraganya saya adopsi dari program Livefit Jamie Eason seperti disini. Acuan itu saya adaptasikan lagi dengan kemampuan saya menuruti aturannya dengan waktu yang saya punya. Ya, meskipun saya hanya bekerja dari rumah di depan komputer saja, tapi pekerjaan saya cukup menyita waktu. Jadi saya putuskan untuk olahraga di rumah saja dulu dengan bahan makanan yang bisa disiapkan dengan cepat (dengan keterbatasan keahlian memasak saya). Yang mudah-mudah saja dulu. Setidaknya saya sedikit paham tata laksana makanan sehat. Semoga saya sukses #berdoa serius. Setidaknya, kali ini saya mencoba lagi. Ingin bergabung menemani penderitaan saya? Baiklah, mari berdiet kawan....:)