Minggu, 09 September 2012

Mari Berdiet, Kawan!

Diet! Saya harus berdiet. Itu yang terlintas dalam pikiran saya waktu melihat testimoni dari seorang perempuan seumur saya di facebook page-nya fitness model Jamie Eason. Sebelumnya, saya juga sudah banyak melihat testimoni serupa. Tapi entah kenapa, hanya 1 testimoni itu saja yang bisa membujuk saya untuk melihat kembali lemak-lemak di tubuh saya. Marayu saya untuk mengeliminasi beberapa kg lemak dari tubuh saya. Mungkin karena testimoninya lebih jujur, dengan penjelasan cara dan rentang waktu yang juga tidak mengada-ada.
Jadilah hari ini saya memutuskan untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu berdiet. Sebenarnya, diet bukan hal baru bagi saya. Dengan kembalinya saya berdiet kali ini, berarti saya sudah 3 kali berdiet untuk memperbaiki tubuh (bentuk dan ukuran). Bukannya tidak sukses, semua diet yang saya lakukan sebenarnya sukses membuat saya 'kurus' dalam waktu lamaaa. Tapi patut saya akui kawan, saya masih manusia yang gampang tergoda. Tergoda dengan makanan-makanan tak sehat yang seksi itu, tergoda untuk tidur setelah makan, tergoda menambah porsi makanan, tergoda untuk berhenti olahraga. Haaah, hidup ini memang penuh godaan...#pura-pura pingsan. Selain beratnya godaan yang tak mampu saya hindari, metabolisme tubuh saya juga sangat mendukung untuk menyulap bahkan air putih pun menjadi lemak. #lebay!
Pertama kali berdiet (memperbaiki tubuh) saya lakukan ketika masih berusia 13an tahun. Target sayawaktu itu adalah: kurus. Waktu itu saya memang obesitas. Usia 13 tahun, berat badan saya mencapai 90kg dengan tinggi kira-kira 165cm. Saya lupa pastinya, tapi setelah berdiet beberapa waktu, berat saya menjadi 55kg #tepuk tangan sendiri. Diet yang saya lakukan waktu itu lumayan sehat, dibantu WRP pagi dan malam. Siang makan nasi seperti biasa (bohong deng, biasanya kan 3 piring). Setelah diet pertama ini saya sukses mempertahankan tubuh ideal saya sampe usia 18an tahun. Laluuu, gejolak hidup saya terjadi dan saya gemuk lagi...:(
Diet kedua adalah ketika saya berusia 21 tahun. Target yang saya tetapkan juga: kurus. Saat itu saya juga mulai obesitas. Jarum timbangan menunjukkan angka 80kg ketika saya menginjaknya, dengan tinggi badan saya yang 173cm. Ya, ya, benar kawan, untungnya saya tinggi dan bahu berbidang. Jadi, dengan berat dan tinggi segitu saya tidak kelihatan terlalu gemuk, cuma besar (apa bedanya?)#tepok jidat. Diet kedua ini sukses mengantarkan saya ke badan yang kurus, sekali lagi saya ulangi kawan, kurus. Berat saya menjadi 50kg. Ini saya lakukan dengan diet yang sangat tidak manusiawi. Sangat tidak sehat dan amat sangat tidak saya rekomendasikan untuk siapapun. Berbahaya! Sehari-hari saya tidak makan, saya hanya mau minum. Jadi, saya tidak mau memasukkan apapun ke mulut saya kecuali liquid. Pernah saya makan yang kemudian saya anggap dosa sehingga saya (maaf) muntahkannya kembali. Benar kawan, saya anoreksia. Berbulan-bulan seperti itu. Meskipun timbangan sudah menunjukkan 50kg yang berarti sudah sangat kurus sekali dengan tinggi dan bidang bahu saya, pikiran saya membajak dan memanipulasi sehingga bagi saya cermin masih menunjukkan lemak-lemak mencibir dari setiap sudut tubuh saya, entah dari mana. Lebih dari gawat kawan, saya hampir jadi Isabelle Caro, model cantik yang meninggal akibat anoreksia. Saya akui, memang sepertinya gila. Semua teman dan keluarga saya bilang saya kelihatan tua. Saya merasa gemuk padahal saya sudah sangat kurus. #geleng-geleng kepala. Untungnya saya tidak sampai sakit waktu itu. Saya perlahan sembuh (dari anoreksia), dan berhasil menstabilkan berat saya di 58-60kg. Hei, itu cukup bagi saya kawan, ingat kan saya perempuan tinggi berbahu lebar.
Naah, kehancuran ketiga bagi keseimbangan tubuh sekseh saya adalah ketika saya dinikahi oleh si 'kunyu' (tidak ada hubungannya sama sekali dengan istilah unyu2 anak muda jaman sekarang), panggilan sayang sama suami yang juga tukang makan dan punya anak laki-laki yang juga ampyuun doyan makan. By the way, kalo lagi sebel panggilan si kunyu tinggal diperpanjang jadi kunyu kupret....:P
Si kunyu yang rajin ngajak saya berburu kuliner membuat angka timbangan saya sukses menunjuk 72kg dengan BMI 24,1. Karena itu, saya harus memulai pertobatan saya dari sekarang juga kawan. Kali ini, saya tidak menargetkan diri saya menjadi kurus saja, tapi menjadi sehat dan ideal. Saya mau jarum timbangan saya kembali ke angka 57-58kg dengan BMI 18.5–24.9, dengan tubuh yang fit dan bugar. Kita lihat saja nanti berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk mencapainya. Yang pasti, saya tidak tergesa-gesa. Saya hanya butuh penurunan 0,5-1kg sebulan (berdasarkan standar diet sehat). Kedengarannya bukan main, kawan. Semoga saja setan-setan pecinta makan dalam kepala saya tidak berontak sebelum target saya tercapai. Nanti saya ceritakan lagi.
Masalah metode diet, kali ini saya mau yang sehat-sehat saja. Acuan diet dan olahraganya saya adopsi dari program Livefit Jamie Eason seperti disini. Acuan itu saya adaptasikan lagi dengan kemampuan saya menuruti aturannya dengan waktu yang saya punya. Ya, meskipun saya hanya bekerja dari rumah di depan komputer saja, tapi pekerjaan saya cukup menyita waktu. Jadi saya putuskan untuk olahraga di rumah saja dulu dengan bahan makanan yang bisa disiapkan dengan cepat (dengan keterbatasan keahlian memasak saya). Yang mudah-mudah saja dulu. Setidaknya saya sedikit paham tata laksana makanan sehat. Semoga saya sukses #berdoa serius. Setidaknya, kali ini saya mencoba lagi. Ingin bergabung menemani penderitaan saya? Baiklah, mari berdiet kawan....:)

2 komentar:

  1. Waktu diet wrp.
    Diet berapa lama dari 90kg jadi 55kg mba ?

    BalasHapus
  2. Is titanium expensive? | TITanium Artists - TITanium Art
    Tittanium seiko titanium watch art titanium septum ring is a wonderful way to explore and create authentic music titanium trimmer that transcends the classical tradition and makes titanium white rocket league use of the edge titanium

    BalasHapus